Ibu

Ibu, aku mempelajari tentang jiwa
Mengapa ia bisa terluka
Dan membuat mata meneteskan duka
Di bagian mana dalam tubuh ini ia berlindung
Ibu, aku belajar tentang perjalanan
Saat kudengar deru pesawat dan peluit kapal di laut lepas
Aku sadar, kepergian yang akan pulang pun ternyata menyakitkan
Apalagi kepergian selamanya

Ibu, aku sedang belajar tentang hidup
Kukatakan pada diri sendiri bahwa barangkali sudah terlambat
Siapa kamu, dan siapa aku   
Seorang bijak berkata bahwa hidup tak memberikan jawaban apa-apa. Benarkah itu?

Ibu, Bahkan Tuhan pun tak tak memberi jawaban apa-apa
Dan sejak lama kusadari, kau adalah sebaik-baik pemberi jawaban atas segala tanyaku
Seperti di masa kecilku, saat kau mengajarku mengeja Hijaiyyah
Dan kuminta kau mengartikan Taawus

Ibu, hampir aku tak percaya lagi pada Tuhan
Jika ia tak mengabulkan doaku tadi subuh
Setelah di penghujung malam aku tergugu oleh kesepian yang sangat
Kukatakan pada Tuhan aku sangat merindukanmu
Dan kau tiba-tiba hadir di sisiku,
Kurasakan kehadiranmu meski hanya dalam mimpi

Ibu, pernah aku menjadi sok bijaksana
Kukatakan pada semua yang merindu bahwa segala rindu bisa terhapus seiring waktu
Tapi kini aku sadar, waktu pun tiada ampuh menyembuhkan segala
Karena rinduku padamu tak akan pernah usai
Akan abadi, selamanya
Seperti pertanyaan-pertanyaanku yang tak akan pernah ada jawaban

Makassar, 12 November 2012

Posting Komentar

0 Komentar